
Detail Berita

Sulsel Jajaki Ekspor Lima Komoditas Baru
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan saat
ini tengah menggenjot pertumbuhan ekspor. Setidaknya pada triwulan I 2019,
ekspor Sulsel mampu tumbuh di angka 18% merujuk data Kementerian Pertanian RI.
Guna mendorong pertumbuhannya, kali ini Sulsel
memacu enam komoditas baru untuk diekspor ke sejumlah negara. Kepala Seksi
Ekspor Dinas Perdagangan Sulsel, Muniarti mengatakan, sejauh ini Sulsel masih
bergantung pada beberapa komoditas andalan.
"Misalnya saja nikel dari sektor tambang,
rumput laut di sektor kelautan, dan kakao di sektor perkebunan," ungkap
Muniarti,
Menurutnya, untuk menggenjot nilai ekspor,
tidak seharusnya terus bergantung pada komoditas unggulan tersebut. Sebab
komoditas-komoditas itu juga hanya bergantung pada harga global yang cenderung
naik turun. Bahkan penurunan bisa cukup tajam bila ekonomi global tertekan.
"Komoditas baru yang saat ini tengah
didorong seperti, saus cabai, kemiri, kecap, pisang kepok, kenari dan bawang
merah mulai banyak permintaan," rincinya.
Muniarti mengaku optimistis bahwa Sulsel tak hanya
mampu mengekspor bahan mentah tetapi juga komoditas dalam bentuk olahan. Baik
setengah jadi maupun produk yang sudah jadi.
Adapun, untuk saus cabai dan kecap yang
merupakan produk jadi sudah memiliki pasar utama yaitu ke Malaysia. Bahkan
sudah mulai banyak dikirim sejak akhir 2018 lalu. Masing-masing sudah diekspor
hampir 17 ton untuk kecap dan untuk saus cabai mendekati 10 ton.
Sejak awal tahun 2019 hingga April, pengiriman
saus cabai sudah mendekati 20 ton, sementara kecap sudah hampir 13 ton.
Pasarnya tetap ke Malaysia.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan
Sulsel, Dewa Nyoman Mahendra menambahkan, selain diversifikasi produk dengan
mendorong produk jadi agar bernilai tambah, pihaknya juga terus membuka pasar
baru.
"Kami sudah menjalin komunikasi intensif
dengan atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di luar
negeri," ungkapnya.
Ia menyebut, selama ini ITPC maupun atase
perdagangan sangat membantu Sulsel dalam diversifikasi pasar ekspor. Seperti
pasar Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan dan Amerika Selatan. Secara total ada
7 ITPC yang cukup membantu. Di antaranya Lagos, Johannesburg, Santiago, Sao
Paulo, Jeddah, Osaka dan Hongkong.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman
juga menyarankan kepada Pemprov Sulsel untuk mendorong nilai ekspor dari sektor
pertanian. Misalnya saja untuk komoditas sarang burung walet.
Amran menyarankan agar pemerintah provinsi bisa
melihat peluang pasar pada komoditas tersebut. Sebab merujuk pada data Balai
Besar Karantina Pertanian Makassar, pada 2018 ada 80.971 ton sarang burung
walet yang dikirim keluar Sulsel ke beberapa provinsi.
"Sarang burung walet itu justru dijadikan
bahan baku komoditas ekspor di provinsi lain," ungkap Amran
Sulaiman.
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
21 Oktober 2025
Gubernur Andi Sudirman Sulaima...
21 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami