
Detail Berita

Pertemuan Komite Pengelola Bersama Perikanan (KPBP) Provinsi Sulawesi Selatan (南スラウェシ州の合同水産管理委員会(KPBP)の会合)
Makassar- Indonesia merupakan salah
satu negara yang kaya akan potensi sumberdaya ikan yang memiliki nilai ekonomis
penting, antara lain seperti tuna, cakalang
dan tongkol. Mengingat pentingnya periknan tuna yang harus dikelola dengan baik,
kerjasama antar pemangku kepentingan sangat dibutuhkan, baik pemerintah pusat,
pemerintah daerah, industri perikanan, nelayan, akademisi, maupun lembaga swadaya
masyarakat dalam rangka mewujudkan perikanan tuna yang berkelanjutan dan bertanggung
jawab. Sehingga dengan adanya pertemuan
Reguler Komite Pengelola Bersama Perikanan (KPBP) Tuna Provinsi Sulawesi Selatan
sangat bermanfaat.
Pertemuan ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Prov.Sulsel di Aston Hotel Makassar Kamis 28 Oktober 2021.
Ketua MDPI (Saut),
menjelaskan bahwa
Komite Pengelola Bersama Perikanan Tuna dibentuk dengan tujuan untuk menyediakan
wadah (platform) bagi para pemangku kepentingan di tingkat provinsi, melakukan sosialisasi, pertukaran informasi,
diskusi, validasi dan verifikasi berbagai data dan informasi dalam rangka
pelaksanaan tindakan pengelolaan perikanan tuna yang ditentukan, termasuk resolusi
konflik, pengambilan keputusan, dalam rangka pelaksanaan azas kemitraan,
kebersamaan, keterbukaan dan efisiensi dalam pengelolaan perikanan tuna, memberikan
kontribusi dalam peningkatan pelaksanaan Tindakan Pengelolaan (conservation
and management measures) yang diadopsi RFMO tuna seperti IOTC dan/atau
WCPFC.
AP2HI
dan IPNLF (YII) bekerja bersama anggota dan rantai pasok mereka untuk
menghadapi tantangan yang ada serta menunjukkan nilai perikanan huhate dan
pancing ulur untuk mengangkat posisi tawar serta memberikan bantuan mengakses
pasar yang bernilai tinggi. Sedangkan Kabid Perikanan Tangkap (sebagai Ketua Komite Pengelolaan Bersama Perikanan)membahas permasalahan
dan dampak potensial yang terjadi dalam kegiatan
pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Sulsel, antara lain daya saing produk yang masih rendah,
Pasar domestik perikanan tangkap tuna yang kurang berkembang dan
pengamanan kualitas ikan tuna, kses
permodalan usaha perikanan tangkap masih terbatas, kualitas
nelayan sebagian besar masih relatif rendah, padat tangkap di perairan pantai, adanya
IUU Fishing, lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan penegakan hukum
dan sistem pendataan yang belum handal dan masih parsial.
Hasil
penelitian Analisis Location Quotient (LQ) untuk data PDRB 2015-20120
menunjukkan bahwa di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 9 kategori ekonomi
yang memiliki sektor dasar atau unggulan yaitu pertanian, kehutanan dan
perikanan, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan daur Ulang, Konstruksi,
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Informasi dan
Komunikasi, Real Estate, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Tantangan
yang dihadapi di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan antara lain kualitas ikan yang masih perlu
ditingkatkan di tingkat nelayan (SKPI, CPIB Kapal), perlunya pengaturan proses
pembongkaran tangkapan ikan pada kapal di pelabuhan agar tidak antri, memperluas
pelabuhan perikanan khususnya bagian bongkar muat kapal Trip kapal yang cukup
lama mempengaruhi kualitas ikan yang disimpan di palka, dengan solusi mungkin
bisa diterapkan inovasi penggunaan “freezer” pada kapal perikanan, adanya peraturan baru dari pemerintah
Nasional, salah satunya mengenai PNBP yang memberatkan nelayan skala kecil yang
beroperasi diatas 12 mil, Penegakan peraturan dan pelaporan perijinan dalam
melakukan penangkapan ikan, maka diharapkan
dengan
adanya OSS-RBA
diharapkan membantu investor dan pelaku usaha untuk mendapatkan izinnya secara
cepat, serta dengan adanya inovasi DPMPTSP Prov. Sulsel (Gesit-19) dapat membantu nelayan dalam
mengurus izinnya.
Survei lapangan bahwa di Sulawesi Selatan bukan hanya di Bone penghasil Tuna tetapi ada beberapa daerah lain seperti bulukumba, sinjai dan luwu, diharapkan MDPI dapat membantu nelayan skala kecil penangkap ikan tuna terutama pembentukan kelompok bersama untuk dapat menyelesaikan masalah di lokasi dan sangat di butuhkan pembinaan oleh nelayan skala kecil di Sulawesi Selatan.
マカッサル-インドネシアは、マグロ、カツオ、マグロなどの重要な経済的価値を持つ潜在的な魚資源が豊富な国です。適切に管理されなければならないマグロ漁業の重要性を考えると、持続可能で責任あるマグロ漁業を実現するためには、中央政府、地方政府、漁業、漁師、学者、非政府組織の両方の利害関係者間の協力が必要です。そのため、南スラウェシ州のマグロ水産合同管理委員会(KPBP)の定例会議は非常に有益です。この会議は、2021年10月28日木曜日、アストンホテルマカッサルで南スラウェシ州海洋水産局長官によって開かれました。
MDPI(Saut)の議長は、マグロ漁業共同管理委員会は、州レベルの利害関係者にプラットフォームを提供し、社会化、情報交換、議論、検証、およびさまざまなデータと情報の検証を行うことを目的として設立されたと説明した。管理行動の実施の文脈マグロ漁業の管理におけるパートナーシップ、一体性、開放性および効率の原則の実施の文脈において、紛争解決、意思決定を含む決定されたマグロ漁業、採用された保全および管理措置の実施の改善に貢献するIOTCおよび/またはWCPFCなどのマグロRFMOによる。
AP2HIとIPNLF(YII)は、メンバーとそのサプライチェーンと協力して課題に取り組み、ポールフィッシングとラインフィッシングの価値を実証して交渉力を向上させ、高価値市場へのアクセスを支援します。一方、捕獲漁業の責任者(合同水産管理委員会の委員長)は、南スラウェシの持続可能な捕獲漁業管理活動で発生する問題と潜在的な影響について話し合いました。 。マグロ、捕獲漁業のための資本へのアクセスは依然として制限されており、漁業者の質は依然として比較的低く、沿岸水域での漁獲密度、IUU漁業の存在、監督者と法執行機関の弱い制度的能力、およびそうではないデータ収集システム信頼性があり、まだ部分的です。
2015-120 GRDPデータのロケーション指数分析(LQ)の結果は、南スラウェシ州には、農業、林業、漁業、給水、廃棄物管理、廃棄物、リサイクルという基本的または優れたセクターを持つ9つの経済カテゴリーがあることを示しています。 、建設、卸売および小売業、自動車およびオートバイの修理、情報および通信、不動産、政府行政、防衛および義務的社会保障、教育サービス、医療サービスおよび社会活動。
南スラウェシ州が直面している課題には、漁師レベル(SKPI、CPIB Kapal)でまだ改善が必要な魚の品質、列に並ばないように港で漁獲物を降ろすプロセスを規制する必要性が含まれます。 、漁港、特に船旅の荷積みと荷降ろしのセクションを拡大します。これは、漁船での「冷凍庫」の使用の革新に適用される可能性のあるソリューションで、長い間船倉に保管されている魚の品質に影響を与えてきました。 、12マイル以上で操業する小規模漁業者にとって負担となるPNBP、規制の施行、漁業許可の報告に関する国からの新しい規制の存在により、OSS-RBAでそれが期待されています。 DPMPTSP Provの革新だけでなく、投資家やビジネスアクターが迅速に許可を取得するのに役立つことを期待していました。南スラウェシ(Gesit-19)は、漁師が許可を管理するのを支援することができます。
南スラウェシがマグロ生産骨だけでなく、バルクムバ、シンジャイ、ルウなど他のいくつかの地域にあるという現地調査では、MDPIが小規模のマグロ漁獲者、特に解決できる共同グループの形成に役立つことが期待されています場所に問題があり、地元コミュニティからの指導が本当に必要です。南スラウェシの小規模漁師。
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami