
Detail Berita

TINGKATKAAN KUNJUNGAN WISATAWAN PHRI DORONG DIVERSIFIKASI OBJEK WISATA
Potensi pariwisata Sulsel sangat besar hanya saja masih ada beberapa yang belum dikelola maksimal. Kalaupun telah ada objek wisata yang tersedia semuanya hampir sama, bahkan masih minim adanya diversifikasi produk yang menjadi daerah tujuan wisata bagi wisatawan.
Untuk itu, perlu dilakukan diversifikasi produk sembari memperkuat ketersediaan infrastruktur dan aksesibilitas pada destinasi wisata.
Hal itu diungkapkan Ketua PHRI Sulsel Anggiat Sinaga, dalam diskusi Potensi Pariwisata Sulsel yang diselenggarakan Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel, di Hotel Trisula.
Menurutnya, yang paling dibutuhkan adalah sebuah diversifikais pasar dan destinasi wisata di daerah ini. Karena secara umum, pariwisata Sulsel praktis hanya ditopang Meeting, incentive, Convention, and Exhibition (MICE) meskipun pada aspek ini juga masih relatif tertinggal dari beberapa daerah lainnya di Tanah Air.
Dia mencontohkan, Banyuwangi yang melakukan transformasi sebagai pusat MICE dengan penyelenggaraan sebanyak 72 even berskala besar setiap tahun. Dibandingkan dengan Sulsel terutama Makassar yang hanya berada pada volume sekitar 20 event per tahun.
“Ketersediaan pasokan kamar bahkan tidak sebanding dengan pergerakan peserta dari penyelenggaraan MICE, di mana utilisasi sekitar 45% hingga 60%. Padahal, terdapat beberapa titik destinasi potensial di Sulsel yang masih membutuhkan sentuhan radikal untuk menarik angka kunjungan,”katanya.
Senada hal itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sulsel Andi Januar Jaury Darwis memaparkan, pengembangan pariwisata membutuhkan skema pendekatan partisipatif agar seluruh program pengembangan didukung penuh masyarakat dan menghindari terjadinya konflik kepentingan dengan penduduk setempat, serta memastikan bahwa manfaat dari program ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat di sekitar destinasi wisata.
Selain itu, efek berganda dari sektor pariwisata ini belum terdistribusi secara merata pada seluruh sektor yang berada pada turunan pariwisata.
“Egosentris yang tercipta sebagai konsekuensi dari otonomi daerah dinilai pula menjadi salah satu pekerjaan besar, tujuannya agar pengembangan pariwisata bisa dilakukan secara kolektif dengan pelibatan pula seluruh stakeholder,” ujarnya.
Menurut Januar, kecenderungan pemerintah daerah yang masih berfokus mengejar kuantitas jumlah kunjungan wisatawan, mesti segera diselaraskan dengan pembenahan kualitas dengan berbasis penciptaan daya tarik wisata.
Kemudian pembenahan secara menyeluruh juga sangat dibutuhkan pada fasilitas penunjang wisata seperti jalan, gerai makanan/cindera mata hingga toilet harus diperbaiki.
Fasilitas akomodasi, transportasi, dan pusat belanja juga harus dikembangkan, apalagi jika dikaitkan dengan kebijakan pemerintah mengembangkan destinasi Sulsel.
Untuk itu, diusulkan pembentukan tourism board di level kabupaten/kota dengan cakupan skema klaster dan menghimpun potensi wisata secara per wilayah guna menciptakan daya tarik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Musaffar Syah mengemukakan dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah provinsi telah berupaya membangun sinergitas seluruh pihak perihal pengembangan pariwisata.
Untuk skala lebih spesifik, pengembangan sektor ini bisa menjadi alternatif dalam struktur pendapatan daerah seiring dengan grafik penurunan pada sektor eksisting di Sulsel.
Kendati demikian, hal tersebut membutuhkan sinergitas dalam kerangka bersama mengingat kewenangan Disbudpar relatif terbatas untuk membangun infrastruktur terkait secara simultan.
Sehingga pada titik tersebut, Disbudpar menjadi fasilitator bagi seluruh instansi terkait sehingga pengembangan dilakukan secara bersama.
“Pemerintah itu mengatur regulasi dan dalam pengembangan pariwisata bermitra dengan stakeholder, seperti PHRI, ASITA, Badan Promosi Pariwisata, dan stake holder lainnya,” jelas Musaffar.
Di sisi lain, indikator kepariwisataan Sulsel pada aspek pergerakan wisata mencatatkan pertumbuhan cukup besar. Sebagai gambaran, pada 2016 lalu arus kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 230.000 orang serta wisatawan domestic mencapai 8,6 juta orang.
Hal tersebut mencatatkan peningkatan besar dalam beberapa tahun terakhir, di mana pada 2011 lalu wisatawan asing hanya sekitar 51.000 orang serta wisatawan domestik 4,5 juta orang.
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami