
Detail Berita

Sindikasi Kredit untuk Biayai Infrastruktur KTI
Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), akan focus melakukan sindikasi proyek infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Perwakilan Himbara, Bob Tyasika Ananta, mengatakan, KTI butuh infrastruktur yang memadai sehingga perbankan harus turun membiayai. Agar sumber pendanaan besar, kata dia, dibutuhkan sindikasi dengan bank-bank pemerintah. Selama ini masing-masing bank jalan sendiri, sehingga pembiayaan tidak maksimal.
“Jika bersatu, anggaran untuk membiayai proyek bias lebih besar,” ujar Bob, saat buka puasa Himbara di Grand Clarion Hotel, Selasa 20 Juni. Bob menambahkan, terbentuknya Himbara untuk menghindari persaingan antar bank Negara, tetapi lebih banyak bersinergi menyatukan kekuatan. Menurutnya, masing-masing bank juga punya spesialisasi tersendiri, seperti Bank BNI dan Mandiri focus ke proyek infrastruktur, sementara BTN spesialisasi perumahan dan BRI ke mikro.
“Masing-masing ada pasarnya, tetapi bisa bersubsidi jika ada proyek besar yang ingin digarap,” tambahnya.
Sebagai anggota Himbara, kata Bob, BNI telah menunjukkan keseriusannya dalam membiayai proyek sindikasi. Baru-baru ini membiayai proyek jaringan serat optik Palapa Ring Paket Timur senilai Rp. 4 triliun. Strategi seperti ini kata dia, membuat pembangunan infrastruktur lebih cepat berkembang.
“Jika sendiri, dana senilai Rp. 4 triliun agak sulit, tapi ada banyak masuk bank, risiko ditanggung bersama,” imbuhnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, AM Yamin, berharap Himbara bisa memperbesar perannya di Sulsel. Dikatakan, saat ini banyak proyek infrastruktur yang ingin dibiayai, namun terkendala permodalan. Selain itu, dia juga berharap, adanya peran besar dari Himbara, dapat berperan menumbuhkan industry lokal.
“Bank di daerah harus diberi kewenangan lebih besar, termasuk dalam menyetujui dana besar,” ujarnya.
Selama ini kata dia, perusahaan-perusahaan di Sulsel hanya pemain tertentu saja, sehingga industri lainnya tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh lebih besar. Jika bank berani menggelontorkan dananya, maka industri-industri mengah bias tumbuh lebih besar.
“Semua perusahaan tumbuh besar di Jawa, itu karena berbeda kewenangan terkait pencairan modal dari perbankannya,” kata Yamin.
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami