
Detail Berita

Rencana Investasi Tambang Rp263,6 M
Rencana investasi dari sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menepati posisi kedua terbesar yang masuk ke Sulsel setelah penanaman modal. Untuk sektor ini dominan bergerak pada sektor pertambangan, dengan sub sektor non logam dan batuan. Hingga September lalu, berdasarkan data Dinas Penanaman Modal Daerah dan PTSP Sulsel, nilai rencana investasi sektor ini mencapai Rp 263,6 miliar dengan jumlah 405 perizinan dan 114 non perizinan. Tertinggi pertama masih dari sektor penanaman modal dengan nilai Rp 8,561 triliun, dengan total 11 perizinan yang keluar.Sekretaris Dinas ESDM Sulsel, Syamsul Bahri menjelaskan, dari total rencana investasi itu, kondisinya sekarang di lapangan sudah di atas angka yang tercatat itu.
Apalagi berbicara masalah sub sektor mineral dan batu bara, maka yang paling dominan larinya ke investasi bahan galian non logam dan batuan. “Dari total rencana investasi itu, sekitar70-75% di dominasi oleh batuan. Selebihnya dari non logam, yang berkaitan dengan produksi semen. Kalau dari batuan dominan dari batuan yang biasa digunakan untuk konstruksi , seperti batu gunung, batu sungai, pasir, dan pasir laut,”jelasnya.
Menurutnya, investasi khusus non logam yang lebih banyak berkaitan dengan semen dominan melirik kabupaten yang merupakan daerah pengasil batu gamping, seperti Kabupaten Barru, Pangkep, Maros, dan Bone. Sedangkan untuk investasi batuan yang terkait dengan bahan konstruksi, hampir merata di seluruh daerah di Sulsel. “Jadi kalau batuan tidak hanya di Luwu Raya, Ajjatapareng, dan Bosowa, semua ramai dengan kegiatan investasi sektor konstruksi itu. Tetapi kalau khusus untuk investasi pasir laut, masih dominan di Kabupaten Takalar,”ungkapnya.
Lebih jauh, Syamsul Bahri berharap agar para investor yang telah mengantongi izin ke depan bisa taat aturan, dengan melakukan aktivitas penambangan yang baik dan benar. “Sehingga dengan demikian, dapat meningkatkan produksinya yang tentu akan bermuara pada peningkatan pendapatan masyarakat Sulsel secara umum,” pungkasnya. Sebelumnya, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sulsel, Muh Said Wahab mengatakan, secara umum, total nilai rencana investasi yang masuk ke Sulsel sudah melebihi taget nasional, yang nilainya sekitar Rp 9 triliun.
Khusus untuk penanaman modal saja, nilainya sampai akhir September 2017 lalu, sudah mencapai Rp 8 triliun lebih. Nilai itu belum dihitung dari sektor lain seperti kelautan dan perikanan, perhubungan, perdagangan, dan lainnya. “Jika itu diakumulasi, saya kira kita sudah jauh diatas target nasional. Tetapi kan yang dihitung hanya investasi dari sektor penanaman modal. Insya Allah sampai akhir 2017 akan melebihi target nasional,”katanya.
Kedepan, lanjut Said,Sulsel masih memiliki potensi besar dari sumber daya alam yang bisa membuka peluang investasi. Bukan hanya sektor pertanian dan perikanan, tetapi juga dari sektor tambang. “Memang kita harapkan yang masuk investor dari luar negeri untuk. Ada beberapa dari Eropa, Amerika, dan Asia seperti Singapura, Malaysia mulai masuk. Mereka dominan melirik sektor perkebunan, pertanian dan perikanan. Itu sesuai dengan potensi kita,”katanya.
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami