
Detail Berita

Pengembangan Tenun-Songket Jadi Potensi Investasi Baru
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan Bali menjalin kerjasama untuk pengembangan kain tenun dan songket. Pengembangan itu tidak hanya di Bali, tetapi juga dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel, AM Yamin, penandatanganan kerjasama tersebut dinilai bisa menjadi potensi baru untuk meningkatkan nilai investasi di Sulsel.
Tindaklanjut kerjasama ini, kata dia, nantinya akan menarik para pengusaha Sulsel di sektor industri kain tenun dan songket untuk belajar dan mengembangkan usaha tenunnya.
“Sejauh ini ada target 30 pengusaha, dari 30 nanti akan dipilih yang mana paling bagus untuk dikembangkan,” jelasnya, Minggu (12/8/18).
Meski tidak secara signifikan dan belum bisa menyebutkan nilai investasi yang ditargetkan, tetapi Yamin Optimistis dengan adanya kerjasama ini, kedepan ada potensi baru yang bisa mendongkrak nilai investasi Sulsel.
Sebagai langkah awal, Yamin memgatakan, melalui kerjasama ini para pengusaha di sektor tersebut bisa meningkatkan nilai dan volume usahanya. Ia juga berharap ke depan, di Sulsel tak hanya satu wilayah saja yang dikenal sebagai pusat pertenunan.
“Minimal sulsel nantinya tidak hanya menjual sutra polos dengan harga yang relatif murah. Tetapi sutra polos itu sudah diolah oleh pengusaha sulsel sendiri menjadi sebuah produk jadi dan itu dijual kembali. Tentu bisa memiliki nilai jual yang lebih baik,”terangnya.
Diketahui, pengembangan kain tenun dan songket Sulsel Bali ini akan dilakukan dalam bentuk kolaborasi motif, dimana ciri khas kedua daerah akan dituangkan pada motif kain tenun dan songket.
Pada penandatangan kerjasama itu, kedua pihak sepakat motif kolaborasi ini akan diberi nama ‘Balimagis’. Nama itu diambil dari singkatan Bali, dan Makassar-Bugis yang mewakili provinsi Sulsel.
“Pengembangan model tenun Balimagis, merupakan perpaduan dua nilai budaya berbeda yakni budaya Bali dan Makassar-Bugis yang diaktualisasikan dalam model tenun songket,” terang Sumarsono, Pejabat Gubernur Sulsel.
Menurutnya, kerjasama ini akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama (PKS), dan segera mungkin Dinas Perindustrian Bali dan Sulsel, yang meliputi peningkatan produktivitas, peningkatan Skill SDM, termasuk jaringan pemasarannya.
House Of Marsya sendiri sebagai spesialis kain tenun dan songket nusantara, dipercaya untuk memberikan pelatihan dan pembinaan bagi para penenun di Pusat pertenunan Puteri ayu Gianyar Bali yang merupakan mitra binaan dari House of Marsya.
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami