
Detail Berita

Nilai Ekspor Perikanan Fluktuatif
Nilai ekspor perikanan Sulsel pada semester I naik turun atau fluktuatif. Kondisi itu tercermin pada nilai ekspor anjlok pada Februari di angka USD20 juta dengan volume 6,775 ton dari angka USD26 juta dengan volume 9,668 di bulan Januari. Kemudian, pada Maret meningkat di angka USD28 juta dengan volume 10,783 ton. Dan, kembali melemah di April di angka USD25 juta dalam 8,548 ton. Setelah melemah di bulan April, nilai ekspor kembali menanjak naik bahkan berada di puncak tertinggi selama lima bulan awal ini di angka 30 juta US Dollar di angka 13,479 ton.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulkaf S Latief mengaku mengalam kesulitan mengidentifikasi penyebab fluktuasi tersebut. Nilai ekspor, menurutnya, bergantung pada karakteristik pasar yang berbeda terutama pada produk hasil perikanan yang sifatnya musiman. Sementara itu, kata dia, dari segi produksi menjamin tak ada kendala berarti yang menyebabkan jumlah produksi menurun. “Sangat naif menganalisa nilai ekspor per bulan karena pasar punya karakteristik. Apalagi produk perikanan musiman, “tuturnya.
Beliau memaparkan, jika penyebab fluktuasi biasanya disebabkan oleh kondisi ekonomi di Negara importer yang sedang lesu. Menurut data DKP yang bersumber dari BKIPM dan Desperindag, nilai fluktuasi ini disebabkan oleh beberapa komoditi yang mengalami penurunan di bulan Februari dan April, seperti teripang, cumi-cumi beku, kepiting dan bahan makanan lainnya. Komoditi bahan makanan lainnya yang paling mempengaruhi nilai ekspor ini karena beberapa bulan naik turun. Di bulan Februari misalnya nilai ekspornya hanya USD 1 juta lalu meningkat 10 kali lipat di bulan Maret, sebesar USD 11 juta.
Rumput laut tetap menjadi komoditi ekspor paling besar sepanjang tengah tahun ini, bahkan menguasai hampir 75 persen nilai ekspor perikanan. Nilai ekspor rumput laut tertinggi di bulan Juni sebesar 11,332 ton dan mendominasi komoditi ekspor keseluruhan sebesar 13,479 ton. “Namun dari segi produksi belum ada laporan yang ekstrim. Produksi perikanan tetap sesuai musimnya,” tutur Sulkaf.
Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) menargetkan akan menjadikan hasil perikanan sebagai bahan promosi utama untuk tahun ini. Data BKPMD mencatat jika sektor perikanan dan kelautan menduduki posisi terendah dalam investasi baik dalam negeri maupun luar negeri. “Sektor perikanan akan jadi bahan promosi utama mtahun ini, mengingat nilai penanaman modalanya terendah dibandingkan sektor yang lain,” tutur Kepala BKPMD, AM Yamin.
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami