
Detail Berita

Investasi Kima 2 di Maros Rp 1 T
Pemerintah telah menyiapkan kawasan khusus untuk industry di beberapa wilayah. Salah satu pertimbangannya, kawasan industry Makassar (KIMA) yang saat ini sudah padat. Meski demikian,manejemen kima pun juga tengah menyiapkan lahan industry baru. Pada penghujung tahun ini, lahan industry baru yang di garap PT Kima mulai dikerjakan. Lokasinya berada di kabupaten Maros.
Direktur Utama PT kawasan industry Makassar (Kima) Abdul muis, mengatakan, kima 1 telah cukup padat dan ruangnya semakin sempit untuk dilakukan penambahan industry. Kima 2 yang nantinya berlokasi di Maros itu akan segara di realisasikan. Luasnya di kisaran 200 hektare. “kajian kelayakan lokasi sudah hampir selesai. Setelah itu kami presentasikan ke pemegang saham,” ujar muis, selasa, 5 desember.
Menurutnya, pembebasan hingga pematangan lahan serta pembangunan infrastruktur terkait kebutuhan industry di kima 2 butuh investasi yang tak sedikit. Setidaknya butuh Rp 1 triliun. “agar kima 2 bisa terealisasi, kami tentu tak mampu sendiri. Makanya untuk menopang investasi itu kami pun ingin berkolaborasi dengan investror yang tertarik,”jelasnya.
Muis mengungkapkan, kima 2 tak jauh beda konsepnya dengan kima 1. Akan ada lahan industry yang dijual maupun di sewakan. Ada juga pergudangan. Tentunya, di harapkan investor, akan mengisi kima 2.
“Saya sih inginnya,kima 2 nanti itu banyak industry manufaktur seperti di Jawa. Tetapi, kami slalu terbuka bagi siapa pun yang ingin membangun industry nantinya di kima 2. Sambil menunggu membebaskan lahan di ujung tahun ini, kami juga akan mulai menjual atau menyuguhkannya kepada investor yang punya minat,” tuturnya.
Sekretaris Apindo Sulsel, Yusran IB Hernald, menyambut gembira hadirnya lahan industry baru, sebagai bentuk antisipasi terhadap sempitnya lahan kima 1. Namun, dia berpesan agar pengusaha lokal harus ambil bagian. “Dikima 1 itu pelaku industry umumnya pengusaha lokal. Kalau kima 2 telah rampung, sebaiknya juga demikian. Pengusaha lokal lebih unjuk gigi,”imbau Yusran.Tak bisa di pungkiri, kata dia, terjadi kemitraan maupun sinergi bisnis dengan investor asing dan juga pengusaha luar. Hanya saja, peran pengusaha lokal mesti dominan
Recent Post

Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani Memberikan Sambutan...
15 Oktober 2025
Asrul Sani mengikuti Rapat Ent...
15 Oktober 2025
DPMPTSP, MERCURE, Dekranasda K...
01 Oktober 2025
Kunker DPRD Sinjai...
11 September 2025
Sosialisasi PP 28 Tahun 2025 y...
15 Agustus 2025
Asrul Sani menjadi Narasumber ...
12 Agustus 2025
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?
Hubungi Kami