Jl. Bougenville No.5, Masale Kota Makassar (0411) 441077 dpmptsp@sulselprov.go.id
img
Berita

Detail Berita

img

Gubernur Sulsel Paparkan Potensi Sulsel di KTT BIMP-EAGA dan G-20

Gubernur Sulsel, Prof. H.M. Nurdin Abdullah terus mewujudkan komitmennya mempercepat proses pembangunan di Sulsel disemua sektor. Diantaranya sektor infrastruktur dan sektor ekonomi, demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dua sektor ini menjadi salah satu konsennya, karena dinilai mampu melakukan perubahan besar dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk mempercepat proses pembangunan tersebut, Nurdin Abdullah memperkuat jaringan kemitraan tidak saja dalam skala nasional tapi juga skala international. 

Kemitraan skala international ini penting dilakukan, karena mantan Bupati Bantaeng dua periode ini tak memungkiri jika hanya mengharapkan dana APBD tentu tak cukup. Pemerintahan yang dipimpinnya ini butuh kolabarasi kerja sama dengan dunia international, agar percepatan pembangunan dapat dilakukan.

Hal itu diwujudkan dengan memanfaatkan peluang emas dengan hadir menjadi delegasi sekaligus mendampingi Presiden Jokowi pada pertemuan KTT Brunei-Indonesia-Malaysia- Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) di Plaza Athenee Hotel, Bangkok, Thailand.

Pertemuan KTT BIMP-EAGA ini memasuki tahun ke-34 diselenggarakan. Istimewanya, dari Indonesia hanya dua Gubernur yang didaulat mendampingi Presiden Jokowi, yakni Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Gubernur Kaltara. 

Menurutnya, kehadiran dalam KTT BIMP-EAGA dan KTT G-20 menjadi peluang emas bagi pemerintahannya dalam memperkenalkan, sekaligus mempromosikan segala potensi keunggulan yang bisa diinvestasikan di Sulsel.

Apalagi memang, kata dia, banyak mega proyek yang membutuhkan percepatan pembangunan dan biaya besar sehingga dibutuhkan donatur besar agar menyokong pendanaan tersebut. Makanya, sebagai Gubernur tentu kehadirannya dalam sebuah pertemuan international sangat penting. Bukan, sebaliknya keberadaannya dalam urusan perjalanan dinas ke luar negeri dimaknai
lain oleh sejumlah pihak.

“Gubernur itu adalah perwakilan pemerintah pusat di daerah, dan membantu 24 kepala daerah dalam mendorong percepatan pembangunan di daerah mereka. Jadi, kalau Gubernur hanya tinggal di daerah saja itu sama saja tidak menjalankan fungsinya dengan baik,” ujarnya saat dihubungi, kemarin.

Nurdin menegaskan, Sulsel tidak ingin sekedar menjadi propinsi penghasil bahan baku utama sejumlah produk yang dipasarkan di market international. Tapi, lebih dari itu pihaknya ingin menjadi propinsi penghasil produk utama sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi.

Kekhawatiran itu disampaikannya, karena banyak menemukan produk di luar negeri rupanya sumber bahan bakunya berasal dari Sulsel tapi menjadi brand produk luar negeri mulai dari coklat hingga kopi.

“Potensi alam kita besar tidak saja komoditi, tapi juga potensi laut hal ini semua harus dimaksimalkan dengan baik. Sehingga ke depannya, kita tidak lagi mengekspor bahan baku tapi dalam bentuk produk jadi,” terangnya.

Hal inilah diharapkan Nurdin Abdullah dapat dipahami oleh semua pihak, betapa besarnya keinginannya untuk mendorong agar masyarakat Sulsel menjadi masyarakat yang semakin maju dan memiliki pemikiran global.

“Janji politik saya sama rakyat ingin melakukan percepatan pembangunan, sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Membangun daerah tidak hanya cukup dengan APBD, kita butuh donatur dari Negara lain,” ujarnya.

Nurdin meminta agar semua pihak memahami pemerintahannya yang baru berjalan 9 bulan, tentu masih butuh waktu agar terus mewujudkan program kerja lainnya. Dan tentu, diharapkan support semua pihak, termasuk DPRD dan 24 kepala daerah.

“Jadi mariki saling Sipakatau dan saling menghargai. Saya ini bukan lagi Bupati Bantaeng yang urus daerah, saya tidak bisa eksekusi sejumlah kebijakan di kabupaten/kota karena masing-masing sudah ada kepala daerahnya. Kewajiban saya memberikan dukungan pada mereka, agar menjalankan pemerintahan dengan baik,” tuturnya.

Nurdin menegaskan, untuk apa menjadi kepala daerah selaku Gubernur jikta tidak memiliki jaringan bagus. Lebih baik, pihaknya berhenti saja memimpin daerah ini.

“Tidak punya jaringan bagus, lebih baik saya berhenti. Kalau seperti ini, kita seperti jadi sampah saja di Sulsel. Teman- teman DPRD harus pahami betul posisi saya sebagai pemegang amanah untuk 24 kabupaten/kota. Makanya selalu saya meminta kepala daerah keluar dan membangun jaringan,”terangnya.

Nurdin mengungkapkan, semua harus saling memahami, jika tidak tentu pemerintahan tidak akan berjalan sesuai harapan. Jika DPRD bersikeras dengan apa yang diinginkan, pihaknya juga selaku kepala daerah bisa melakukan hal serupa.

“Jika ada program tidak memberikan dampak baik pada masyarakat, tentu saya sebagai Gubernur juga memiliki kewenangan menolak hal itu,”ungkapnya.

Olehnya, ke depan agar saling mensupport, Nurdin mengusulkan agar disetiap kunjungannya dihadirkan Anggota DPRD agar bisa paham apa yang dilakukan selama kunjungan ke luar negeri.

Bahkan, Nurdin Abdullah sangat terbuka ke DPRD untuk saling sharing. Termasuk, meminta DPRD agar menyiapkan konsep Sulsel yang lebih. “Silahkan DPRD siapkan konsep untuk Sulsel yang lebih baik, saya siap mendengarkan termasuk melalui media. Saya tunggu kapan saja. Tonggak komando ada sama saya, beri kesempatan memimpin. Jangan untuk dua kali, kalau saya merasa tidak mampu melakukan perubahan bersama Wakil Gubernur Saya akan berhenti”tegasnya.

Makanya, Nurdin kembali menegaskan, kesempatan emas hadir di dua panggung international tak ingin disia-siakan sebab tak semua kepala daerah bisa menjadi delegasi pada pertemuan tersebut. Nurdin menyebutkan, KTT Asian penting baginya, karena pihaknya mengetahui jika Asian Development Bank (ADB) kedepan sangat konsen membangun wilaya timur. 

“Potensi timur besar, tapi bukan hanya Sulsel ada daerah lainnya. Nah, kalau tidak masuk dalam panggung itu, jangan-jangan pembagian kuenya kecil. Karena donatur mau tahu potensi kita, bagaiamana caranya tahu kalau kepala daerah tidak beri gambaran,”paparnya.

Tentu ini harus dipikirkan, ADB itu memimbiayai banyak sektor disejumlah Negara termasuk kebutuhan di Sulsel saat ini, yakni, bangun bedungan , fungsi konservasi lahan yang memang sangat dibutuhkan.

“Fenomena alam saat ini dimana bencana banjir tanah longsor di Sulsel semakin intens melanda daerah. Sehingga, fungsi konservasi di hulu hars dilakukan kita butuh mitra luar untuk membantu dan forum inilah tempatnya,”ujarnya.

Termasuk kesempatan bisa ke Bangkok, Thailand, dimana Negara tersebut begitu maju dari potensi komoditi, transfer teknologi hingga transfer knowlegdenya yang akan dikembangkan pula Indonesia
khususnya di Sulsel.

Kata dia, Thailand luasnya lebih luas Pulau Sumatera tapi Inovasi bidang pertanian produknya bisa menguasai dunia. Maka dari itu, Indonesia harus lebih hebat dari Thailand.

“Yang penting kita fokus jangan menghabiskan tenaga dan pikiran hal yang tidak penting. Kasihan uang rakyat habis digunakan hanya untuk saling hujat menghujat. Tanpa di rasakan manfaatnya oleh rakyat. SulSel masih membutuhkan banyak Investasi. Stabilitas politik salah satu yang menentukan. Musuh utama kita hari ini adalah kemiskinan, pengangguran, serta kebodohan. Dan ketertinggalan dalam bidang Infrastruktur maupun peningkatan SDM ini yang akan diselesaikan,”terangnya.

Untuk merealisaiskan itu, Nurdin Abdullah telah berkomunikasi dengan bebeberapa atase duta besar dan wakil duta besar, termasuk menggagas kerja sama Thailand di sektor pertanian, perikanan dan transfer knowledge maupun teknologinya.

Jadi Pembicara di KTT G-20 Osaka

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah juga memanfaatkan kesempatan emas dengan menjadi salah satu pembicara pada KTT G-20 yang akan diselenggarakan di Osaka, Jepang pada 27 Juni. Termasuk hadir pada Indonesia Japan Business Forum pada 26-27 Juni yang digelar dalam bentuk talkshow, pameran serta business meeting.

Dia menjelaskan, pertemuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan realisasi Jepang di Indonesia, meningkatkan eskpor produk komoditi non migas Indonesia ke Jepang, serta pembentukan kerja sama antar daerah di Indonesia dan Jepang yang saling menguntungkan. Tak hanya itu, peningkatan kesempatan kerja di Jepang bagi Tenaga Kerja Indonesia, pengembangan inovasi dan teknologi di Indonesia dan peningkatan jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia.

“Di KTT G-20 saya menjadi pembicara dihadapan sejumlah pihak, di sana saya akan memaparkan sejumlah potensi komoditi Sulsel dari coklat, kopi dan sumber daya alam lainnya sehingga membuat mereka
tertarik datang berinvestasi,” tegasnya.

Intinya, semua kunjungan ke luar negeri yang dilakukan demi mempercepat pembangunan Sulsel dan menjadi propinsi yang semakin berkembang.

img

Butuh Bantuan?

Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?

Hubungi Kami
"SELAMAT DATANG"  Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Sulawesi Selatan,  Jam Pelayanan Perizinan :  Hari  Senin sampai dengan Kamis Pukul 08:00 WITA  d/d 16.00 WITA  dan Hari Jum\'at Pukul 09:00 s/d 15:30 Wita, DPMPTSP  dengan alamat "Jalan Bougenville No.5 Makassar".  CP. dan email :  dpmptsp.provss@gmail.com, disar676@gmail.com, Ekaprasetya1708@gmail.com, Nirmalasarihaya @gmail.com
docx file PDF