Jl. Bougenville No.5, Masale Kota Makassar (0411) 441077 dpmptsp@sulselprov.go.id
img
Berita

Detail Berita

img

2018 Ekonomi Sulsel Lebih Baik

Pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun depan diramalkan bergerak lebih baik dari tahun ini. Namun, mewujudkan itu Sulsel harus berbenah mengoptimalkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso mengatakan, dari hasil kajian, pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun depan bakal lebih baik dari tahun ini. Ini sejalan juga proyek pemerintah pusat yang akan memacu pertumbuhan ekonomi secara nasional.

“Tahun depan, dari sisi permintaan dosmetik seperti konsumsi rumah tangga, investasi dan belanja pemerintah tumbuh kuat. Jadi ekonomi Sulsel kami proyek di kisaran 7,2 hingga 7,6 persen tahundepan,” ungkapnya.

Bambang bilang, peningkatan upah minimum provinsi (UMP) 2018 dan penyelenggaraan pemilu serentak diyakini akan mendongkrak penghasilan rumah tangga. Termasuk pemberian gaji 13 dan 14 juga berpengaruh mendorong akselerasi pertumbuhan.

“Daya beli yang kuat ini akan ditopang dengan inflasi yang relative terkendali,” bebernya. Bambang melanjutkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) diperkirakan meningkat tahun depan. Optimisme masyarakat didorong oleh Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) tercatat 132,0 pada November 2017 meningkat 10 poin dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 122,0, terutama disebabkan oleh peningkatan ekspektasi kegiatan usaha dalam 6 bulan.

“Ini akan diiringi oleh Indeks Kondisi Ekonomi yang membaik terutama di dorong oleh peningkatan penghasilan masyarakat,” tuturnya, kemarin. Kondisi investasi yang cukup pesat khususnya di lapangan usaha konstruksi dan belanja modal khususnya untuk proyek pembangunan daerah. Di antaranya pembangunan infrastruktur berskala nasional akan dirampungkan tahun depan.“Seperti Makassar New Port (MNP) tahap IA, kereta api Sulsel sepanjang 50 kilometer, bendungan Karalloe dan Bendungan Passeloreng. Ini juga jadi penggerak ekonomi,” rincinya.

Selain itu sektor pertambangan andalan seperti nikel juga mulai menguat seiring produksinya yang stabil. Tahun 2018, produksi nikel Sulsel diperkirakan masih berkisar 78 ribu hingga 80 ribu metrik ton (MT). Hanya saja, sektor pertanian masih melambat seperti kakao yang masih peremajaan dan kinerja ekspor rumput laut masih rendah.

“Juga industry pengolahan yang masih mengalami perlambatan. Ini yang harus dicarikan solusi,” bebernya.

Pengamat : Waspadai Krisis

Sementara Ekonom Sulsel, Marsuki DEA menilai, meski tahun depan ekonomi diyakini menguat tetapi banyak kalangan khawatir dengan potensi krisis moneter. Kata dia, secara siklus, krisis yang terjadi di Indonesia terjadi 10 tahun sekali seperti 1998, 2008 dan ada yang prediksi bakal terjadi 2018.“Banyak khawatir bakal timbul lagi. Tetapi ini bisa diwaspadai atau dihindari jika bisa mempersiapkan strategi yang tepat,” tuturnya.

 Menurutnya, kekhawatirantersebut dapat saja terjadi jika mengacu pada kecenderungan pergerakan data ekonomi dan keuangan hingga ke daerah. Hadirnya industry berbasis IT banyak mengacaukan sistem perekonomian konvensional yang lambat mengantisipasinya.”Sekarang semuanya sistem online. Bila perubahan tak diikuti, model-model konvensional kena dampak perubahan perilaku konsumen dan sebagainya,” tuturnya.

Ini juga disebabkan karena kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah terlalu menggantungkan peran pembiayaan asing untuk proyek infrastruktur besar yang belum terkait langsung dengan kepentingan ekonomi dan masyarakat lokal. Termasuk lemahnya peran kebijakan ekonomi dan keuanganya yang memihak kepada pengusaha lokal dan nasional. “Terlalu dominannya keinginan pembebanan pajak kedunia usaha, bahkan pengusaha pemula sekalipun. Akses pembiayaan kredit juga masih dirasa sulit. Sehingga pemerintah dan perbankan mesti menghasilkan kebijakan yang tidak saling tumpang tindih, saling memangsa apalagi meniadakan,” tandas Marsuki.

Hasil kajian KPw BI Sulsel mencatat, komoditi Kakao, Rumput Laut, dan Pariwisata menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di Sulsel. Bank sentral menyerukan agar penguatan di tiga sumber tersebut untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi Sulsel bisa tetap konsisten.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Sulsel, mengingatkan, agar pemerintah harus mendukung perusahaan-perusahaan swasta yang secara konsisten membantu perekonomian Sulsel. Ia menyebut seperti PT Mars yang konsen mengembangkan dan menjaga pasokan kakao. Kehadiran PT Mars juga mengsinergikan lembaga penelitian universitas sehingga diharapkan jadi terobosan baru.

“Petani akan dapat pengetahuan tentang cara tanam yang baik sehingga pasokan kakao juga terjaga,” kata Poetra, sapaannya.tantangannya, lanjut poetra, perlu di dorong insentif ke pertani, alasannya jika hama menyerang maka tanaman perkebunan rusak, harga turun dan petani tidak akan tertarik lagi. Ini menyebabkan pengalihan dari kakao ke komiditi yang kain.

“ini sering terjadi di beberapa daerah. Ini mengkhawatirkan, perlu di antisifikasi. Sulsel berkembang karena petaninya. Utamanya, daerah sentra seperti Luwu dan Luwu Utara. Harapannya, pasokan bisa tetap konsisten,”tuturnya. Selain kakao, hasil kajian juga mencatat pengembangan rumput laut sangat prospek untuk kondisi geografis Sulsel. Sebut saja salah satunya di teluk Bone. Hanya saja, Insfrastruktur pengembangan terbatas dan sinergi antara pasokan dan industry pengolahan termasuk tantangan dari sisi opportunity dan pelatihan pengolahan.

Belum lagi untuk dorong investor kerja sama dengan penelitian dihadapkan pada ancaman baru yakni persaimgam dengan pemodal asing alias PMA. “volume ekspor rumput laut sekarang ini turun. Tantangan rumput laut sangat tinggi. Rumput laut mudah ditanam tapi sangat rentang dipengaruhi cuaca. Suhu yang terlalu panas, bisa mati,”ujarnya.

Selanjutnya, potensi pariwisata. Bank sentral menilai sektor ini juga berpeluang besar mendatangkan pundi pundi penghasilan daerah. Salah satunya berefek pada okunpansi hotel yang secara rata rata masih diatas 45%, kendati terjadi penurunan di akhir juni 2017. Poetra mengaku banyak yang bisa di kembangkan selain tanah toraja. Upaya yang dilakukan pemda Sulsel dengan pengembangan infrastrukturnya dinilai sudah baik. Event sekaitan dengan MICE sudah banyak yang dilakukan yang menarik wisatawan ke Sulsel.

“Selain awal yang baik, kegiatan begitu perlu dilakukan secara konsisten. Kelemahan ada beberapa objek wisata yang belum di kekolah dengan taraf nasional dan intranasional. Diselayaritu akan kembangkan satu strategi, kawasan pariwisata,"ujanya. Ia menambahkan, kultur masyarakat Sulsel yang ramah terhadap pendatang mendukung sektor pariwisata. Namun ia menyarankan agar objek wisata menyiapkan sarana edukasi bagi wisatawan asing terkait layanan dan fasilitas yang di siapkan.

“Berikan informasi yang dibutuhkan wisatawan asing dengan bahasa mereka. Agar mudah bagi wisatawan yang datang berkunjung. Sehingga lebih nyaman,”tuturnya. Sekadar diketahui, ekonomi Sulsel sepanjang tahun ini sedang lesuh terutama di triwulan ke 3. Jika melihat angka pertumbuhan ekonomi Sulsel sejak 2011 hingga 2017 di periode triwulan ke 3. Angkanya terus menurun, hingga di puncaknya di triwulan ke 3 2017 yang anjlok sehingga diangka 6,25% (year on year).

Kepala badan pusat statistic (BPS) Sulsel, Nursan Salam menjelaskan, beberapa perubahan terjadi di triwulan ke 3 2017. Tanaman pangan yang meliputi palawija, mencatat kenaikan produksi pada triwulan ke 3 2017 sebesar 12,46% dengan kontribusi sebesar 8 %. Produksi pada triwulan 3 2017 sebesar 2,1 juta ton meningkat dibanding triwulan 2 yang hanya 1,4 juta ton.

“Tapi, kontraksi terjadi pada produksi perikanan tangkap dan budidaya ,”jelas Nursan. Kemudian kata Nursan ada pergeseran belanja pegawai pada triwulan 2 2017 ke triwulan 3 yang berkaitan dengan pergeseran pembayaran gaji ke13 dan tunjangan kinerja PNS, TNI, dan Polri pada triwulan 3 2017. Namun dilain sisi kondisi pasar komoditi andalan Sulsel juga tidak begitu baik.

Permintaan Nikel di pasar internasional mengalami fluktuasi.  Produksi nikel pada triwulan 3 sebesar 88,6 juta kg meningkat relative kecil dibandingkan produksi triwulan 2 sebesar 87,9 juta kg. “Selain itu, kinerja salah satu industry makanan dan minuman megurangi volume produksi disebabkan kuranganya pemasaran akibat dari adanya produk yang sma di wilayah timur Indonesia termasuk juga dengan industry semen, jelasnya.Kondisi di perburuk dengan terjadinya anomaly industry keuangan yang pada triwulan ini mengalami pertumbuhan negative.

Industry keuangan tahun lalu masih mampu tumbuh diangka 12,10 persen. Sementara, untuk neraca perdangangan Sulsel di warnai oleh ekspor keluar negeri cenderung mengalami penurunan dalam 3 triwulan terakhir, negeri terus mengalami peningkatan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tertekan. “tapi meningkatnya realisasi belanja modal pemerintah dan impor barang modal (Terutama mesin – mesin, peralatan listrik dan kapal terbang dan bagiannya) mampu mempertahankan pertumbuhan PMTP relative stabil secara year on year,” tuturnya.

img

Butuh Bantuan?

Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Perizinan di Sulawesi Selatan ?

Hubungi Kami
"SELAMAT DATANG"  Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Sulawesi Selatan,  Jam Pelayanan Perizinan :  Hari  Senin sampai dengan Kamis Pukul 08:00 WITA  d/d 16.00 WITA  dan Hari Jum\'at Pukul 09:00 s/d 15:30 Wita, DPMPTSP  dengan alamat "Jalan Bougenville No.5 Makassar".  CP. dan email :  dpmptsp.provss@gmail.com, disar676@gmail.com, Ekaprasetya1708@gmail.com, Nirmalasarihaya @gmail.com
docx file PDF