Detail Berita

Tarif Telekomunikasi Turun, Ekonomi Terpacu

Pembanguna Palapa Ring Paket Timur Ditarget Rampung 2019. Jika itu Rampung, Setidaknya bisa menekan tariff bertelekomunikasi sehingga aktivitas ekonomi bisa terpacu.

Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia, Hidayat Nahwi Rasul mengatakan, mahalnya tariff berkomunikasi di KTI disebabkan infrastruktur komunikasi yang belum memadai.

Selain itu tariff interkoneksi antar operator juga banyak bergantung pada cost recovery masing masing operator. “Infrastruktur komunikasi sudah seharusnya dikebut agar ketimpangan harga layanan komunikasi tidak terlalu jauh di KTI,” kata Hidayat, Belum lama ini.

Nahwi yakin, Apabila infrastruktur seperti ring fiber optic Palapa Ring Paket timur sudah rampung di 2019, otomatis akan menambah jumlah user telekomunikasi dan pola berkomunikasi akan meningkat dan bervariasi.

Dengan demikian, Lanjutnya akan segera signifikan menambah pendapatan operator yang dapat mempercepat penegmbalian investasi return of investation (ROI).

 “Bila hal tersebut tercapai, besar kemungkinan tariff telekomunikasi akan turun signifikan pula,” tutur hidayat.

Nahwi melanjutkan, jika tariff komunikasi dapat diturunkan, pada saat yang sama bisa dipastikan akan ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di KTI.

Sebelumnya menteri komunikasi dan Informatika Rudiantara menargetkan proyek palapa Ring Paket Timur selesai pada tahun 2019.

Proyek palapa Ring Timur merupakan Pembangunan jaringan serat optic tulang punggung system  telekomunikasi pita lebar nasional. Fungsinya sebagai tol informasi yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota diindonesia.

Dengan dibangunnya infrastruktur telekomunikasi, Rudi antara juga berharap e-comerce atau bisnis melalui internet bisa lebih cepat berkembang dan merata diseluruh Indonesia dengan tariff internet yang relative murah.

 “Tahun 2019, semua kabupaten harus punya akses internet yang cepat. Dengan begitu kita bisa mendorong pelaku UMKM mengembangkan e-commerce,” katanya