Detail Berita

Pusat Riset Gairahkan Industri Kakao

Pusat penelitian kakao yang dibangun PT Mars Symbioscience Indonesia, bisa menggairahkan industri kakao di Sulsel. Corporate Affair Secretary PT Mars Symbioscience Indonesia, Andi Fitriani, menyebut pusat penelitian atau riset kakao tersebut terbesar di Asia Pasifik. Lokasi pembangunan ada di Pangkep dan ditarget rampung dua tahun ke depan. Menurut Fitriani, kebutuhan konsumsi cokelat terus meningkat, namun industri kerap kekurangan bahan baku.

“Jika produksi melimpah, tentu industri juga tak kekurangan pasokan bahan baku,” ujar Fitriani, Menurutnya, sebagian besar bahan baku kakao olahan berasal dari Sulsel. Produk olahan yang cukup terkenal seperti Snickers dan Dove bahan bakunya dari Sulsel. Pusat riset ini nantinya, pihak Mars menggandeng Unhas dan Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkep.

“Kami prediksi akan ada gap antara produksi dan permintaan cokelat pada 2020-2030 nanti. Makanya kita antisipasi sejak dini,” ujarnya. Corporate Affair Director PT Mars Symbioscience Indonesia, Arie Nauvel Iskandar, menambahkan, investasi pusat riset terbesar di Indonesia tersebut mencapai 4 juta US dollar atau setara Rp 50 miliar. Beberapa tahun terakhir kata Arie, produksi kakao di Indonesia mengalami penurunan. “Posisi Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga produksi kakaonya di dunia. Dengan pusat riset ini, kita raih kembali kejayaan Kakao Sulsel,” jelasnya.

Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Firdaus Hasan, mengemukakan, produksi kakao tahun ini ditargetkan bisa mencapai 232 ribu ton. Adanya pusat penelitian tuturnya, bisa menggairahkan kembali petani di Sulsel. “Tahun depan, diharap bisa meningkat produksinya. Antara 250 ribu hingga 300 ribu ton,” tuturnya.