Detail Berita

Kadin Tolak Beras Impor Masuk Sulsel

Wajo Suplai 3.000 Ton Jakarta. Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulsel juga menolak beras impor masuk di Sulsel. Alasannya, kebijakan itu tidak tepat, sebab Februari sejumlah daerah sudah panen raya. Ketua Kadin Sulsel, HM Zulkarnain Arief, Senin 15 januari mengatakan langkah pemerintah untuk impor beras perlu dipertimbangkan kembali. Apalagi, berapa wilayah di Indonesia khususnya sulsel sedang bersiap untuk panen raya. 

“Bone, Sinjai dan Sidrap itu akhir Februari panen. Tentunya ini akan membuat suplai beras kita meningkatkan lagi,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Coffee Lovers.

Jika beras impor masuk, lanjutnya, maka harga gabah ditingkatkan petani bisa tertekan. Akhirnya petani tidak menikmati hasil jerih payahnya sendiri.

“Tidak boleh ada sekilo pun beras impor masuk di Sulsel. Ini bisa meruntuhkan semangat petani kita,” ujar Zulkarnain.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal mengaku Makassar sejauh ini aman untuk pasokan beras.

“Saya berharap pemerintah pusat tidak menjadikan Makassar objek untuk operasi pasar. Stok bulog dan distributor aman semua,” tambahnya.

Di Wajo, perum Bulog setempat akan mengirim 3.000 ton beras ke Jakart. Tahap pertama 1.000 ton sudah terkirim, Senin, 15 januari. Selanjutnya 2.000 ton masih menunggu jadwal dari pusat. Kepala Sub Divre Bulog Wajo Suarsi M, mengatakan suplai beras tersebut merupakan perintah dari pemerintah pusat. Karena, Kabupaten Wajo dianggap salah satu daerah lumbung padi di Sulsel. Menurutnya, pengiriman beras tersebut dipastikan tidak memengaruhi kebutuhan pangan Kabupaten Wajo. Karena stok beras tahun ini 13 ribu ton.

“Itu bisa memenuhi stok pangan sampai dua tahun kedepannya,” ujarnya, saat ditemui di Gudang Bulog Mattirowalie Kecamatan Maniangpajo.