Detail Berita

KOMODITAS NIKEL PRIMADONA EKSPOR

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan menunjukkan nilai ekspor Sulsel meningkat bulan Juli sebesar 16,37% dibandingkan Juni lalu, yaitu US$62,90 juta pada bulan Juni menjadi US$ 73,20 juta bulan Juli.

Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam mengungkapkan, kenaikan ekspor ditopang oleh komoditas nikel dengan nilai ekspor terbesar, yaitu mencapai 64,01% dari total ekspor Sulsel yaitu US$46,85 juta.

Selain itu, kata dia, komoditas biji-bijian berminyak dan tanaman obat menjadi penyumbang terbesar kedua kenaikan ekspor yaitu mencapai 11,06% dengan nilai sebesar US$8,11 juta. Serta ikan, udang dan hewan air tidak bertulang belakang lainnya berada di urutan ketiga yang menyumbang 7,22% dari total nilai ekspor dengan nilai US$5,28 juta.

“Nikel menjadi penyumbang kenaikan terbesar, disusul komoditas biji-bijian berminyak dan tanaman obat,” katanya, kemarin.

Nursan Salam memaparkan, adapun Negara tujuan ekspor dengan nilai terbesar adalah Jepang sebanyak 67,09% dari total ekspor Sulsel dengan nilai US$49,11 juta.

Sementara itu, nilai impor Sulsel menurun sebesar 5,07% dari nilai US$75,89 juta bulan Juni lalu menjadi US$72,04 juta bulan Juni ini. Menurutnya, mesin-mesin atau pesawat mekanik menjadi komoditas dengan total impor terbesar yaitu mencapai US$ 13,89 juta.

“Impor mesin-mesin atau pesawat mekanik menjadi penyumbang impor terbesar dari total impor Sulsel yaitu 18,97%”, katanya, kemarin.

Gula dan kembang gula menjadi penyumbang impor terbesar ke-2 yaitu mencapai 17,74% dengan nilai US$12,99 juta. Disusul oleh ampas/sisa industri makanan dengan total impor 14,61% dengan nilai US$10,20 juta. Sedangkan, bahan bakar mineral berada di urutan ke empat dengan nilai 12,85% dari total impor Sulsel yaitu mencapai US$9,41 juta.

Dia menambahkan, Negara asal impor dengan nilai terbesar adalah Tiongkok sebesar 24,99% dari total nilai impor Sulsel yaitu mencapai US$ 18,00 juta.