Detail Berita

BPBAP Bidik Lima Daerah Sentra Rumput Laut

Setelah Kabupaten Takalar ditunjuk menjadi sentra produksi rumput laut jenis lawi-lawi. Balai perikanan budidaya air payau (BPBAP) Takalar akan mempersiapkan lima daerah di Sulsel kini dipersiapkan melakukan langkah serupa. Kepala BPBAP Takalar, Nono Hartono mengatakan potensi rumput laut jenis lawi-lawi saat ini sangat bagus. Makanya perlu pengembangan lebih intens. BPBAP Takalar terus fokus mengembangkan rumput laut jenis lawi-lawi di Sulsel. Tahun ini ditargetkan ada tiga daerah menjadi sentra produksi.

“ Kita sedang survei lima lokasi di Sulsel. Diantaranya di Jeneponto dan Maros,” ujar Nono. Daerah yang akan dijadikan sentra produksi, akan lebih dahulu melalui proses pengecekan kesediaan petambak dan kecocokan standard kelayakan tambak. Dari seluruh daerah yang disuvei, nantinya akan terpilih tiga diantaranya sebagai sentra produksi baru.

“ Kita ingin perbanyak supaya ke depan suplai untuk ekspor bisa terpenuhi. Kita sebelumnya telah bekerja sama dengan Asosiasi Rumpul Laut (ARLI) Sulsel untuk pengembangan dan ekspor,” ujarnya. Humas ARLI, Indra Santoso mengapresiasi langkah BPBAP Takalar. Semakin banyak sentra produksi akan membantu menjaga stok rumput laut lawi-lawi.

“ selain menjaga stok, langkah ini bisa membuat kualitas terjaga karena BPBAP melakukan pengawasan terhadap produksi rumput laut,” kata Indra. Beliau berharap, keterlibatan BPBAP dalam pengembangan rumput laut lawi-lawi, bisa menjaga kualitas. Dengan demikian, produk yang dihasilkan nanti bisa bersaing untuk pasar internasional.

Saat ini, Jepang masih menjadi tujuan terbesar untuk ekspor lawi-lawi. Dalam sepekan sedikitnya ada 100 kilogram rumput laut lawi-lawi dikirim ke negeri Sakura tersebut. “ Selain ekspor kita juga jajaki kerjasama untuk dijual ke restoran Jepang yang ada di Indonesia,” ucap Indra.