Profil Kabupaten Bantaeng
Profil Kabupaten Bantaeng
GEOGRAFI
Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak 5021’13”
- 5035’26” LS dan 119051’42” - 120005’27” BT,
berjarak 120 km ke arah selatan dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi
Selatan). Letak Kabupaten berbatasan di utara dengan Kabupaten Gowa dan
Bulukumba, di timur dengan Bulukumba, selatan dengan Laut Flores, dan barat
berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto.
Ketinggian antara 100-500 m dari permukaan laut
merupakan wilayah yang terluas atau 29,6?ri luas wilayah seluruhnya, dan
terkecil adalah wilayah dengan ketinggian 0 – 25 m atau hanya 10,3?ri luas
wilayah. Luas wilayah admisitratif Kabupaten Bantaeng sekitar 398,70km2
terdiri dari 82?alah lahan kering dan sisanya adalah lahan sawah. Keadaan jenis
tanah yang cocok untuk lahan perkebunan dan lahan tanaman pangan.
KEADAAN IKLIM
Berdasarkan hasil pemantauan 10 hari perubahan di
tahun 2017 terjadi hujan dengan rata-rata curah hujan 21mm, sebagian besar di
wilayah Kab. Bantaeng merupakan desa bukan pesisir yaitu sebanyak 46 desa,
hanya 16 desa yang terletak di daerah pesisir.
PEMERINTAHAN
Kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 wilayah kecamatan yang terbagi menjadi 46 desa dan 21 kelurahan, yaitu: Kecamatan Bissappu (4 desa dan 7 kelurahan), Uluere (6 desa), Sinoa (6 desa), Bantaeng (1 desa dan 8 kelurahan), Eremerasa (9 desa), Tompobulu (6 desa dan 4 kelurahan), Pajjukukang (10 desa), dan Gantarangkeke (4 desa dan 2 kelurahan).
PENDUDUK
Berdasarkan hasil dari pendataan sensus penduduk 2020 bulan September Kabupaten Bantaeng, jumlah penduduk di Kabupaten Bantaeng adalah sebanyak 196.716 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Bantaeng mengalami pertumbuhan sebesar 10,79 persen selama kurun waktu 10 tahun 4 bulan atau rata-rata tumbuh sebesar 1,04 persen setiap tahunnya. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantaeng berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2020 mencapai 497 jiwa/km2, yang berarti bahwa dalam satu km2 di huni oleh 497 penduduk. Kepadatan Penduduk di 8 kecamatan cukup beragam, dan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Bantaeng dengan kepadatan sebesar 1.373 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Uluere sebesar 172 jiwa/km2. Angka rasio jenis kelamin tahun 2020 berdasarkan data sensus penduduk tahun 2020 adalah 97,86 artinya setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 97 sampai 98 orang penduduk laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng tertinggi berada pada kelompok umur 10-14 tahun yaitu sebanyak 17.611 jiwa dan terendah berada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu sebanyak 3.127 jiwa.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus tahun 2020, penduduk usia kerja Kabupaten Bantaeng pada tahun 2020 sebanyak 143.759 jiwa dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 73,14 persen, yang berarti bahwa dari 100 penduduk usia kerja terdapat 73 sampai 74 penduduk yang merupakan angkatan kerja. Sementara itu, jumlah angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran terbuka sebanyak 4.489 jiwa, sehingga tingkat pengangguran mencapai 4,27 persen. Penduduk usia kerja yang termasuk dalam pangangguran terbuka paling banyak berpendidikan terakhir Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat yaitu sebanyak 2.093 jiwa, kemudian maksimal berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1.784 jiwa. Sementara itu, berdasarkan status pekerjaan utamanya, dari 100.658 jiwa penduduk yang bekerja paling banyak adalah dengan status pekerjaan utama Berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh tidak dibayar yaitu sebanyak 27.415 jiwa, dan diikuti oleh Pekerja Keluarga/tidak dibayar yaitu sebanyak 25.263 jiwa.
ZONA KAWASAN
INVESTASI KABUPATEN BANTAENG
Zona I
meliputi Penataan Kota, Pelabuhan, Gudang, RS. Modern, Revitalisasi, Budidaya
Rumput Laut, Industri dan Kawasan Marina.
Wilayah pantai dan pesisir Bantaeng, langkah yang
dilakukan adalah dengan melakukan penataan kota, pembangunan pelabuhan,
menyiapkan gudang, tersedia Rumah Sakit Modern dan Sport Centre serta kawasan
sarana prasarana umum yang ada. Daerah ini dipersiapkan menjadi salah satu
simpul logistic yang kuat dan terpadu sehingga mampu memnghemat biaya
distribusi sekaligus memberikan nilai tambahn yang tinggi pada masyarakat.
Selanjutnya membangun industri berbasis pertanian dan perikanan, budidaya
rumput laut, merintis industri skala rumah tangga, membangun objek wisata
pantai yang sudah tersedia diantaranya pengembangan pantai seruni, pantai
marina dan pantai lamalaka yang saat ini menjadi ikon wisata pesisir Kabupaten
Bantaeng.
Zona II meliputi
Sektor Pertanian komoditi Jagung dan Padi.
Daerah terendah, daerah ini dikembangkan menjadi sentra
pertanian, tanaman pangan dengan tiga komoditas unggulan padi, jagung, dan
kapuk. Daerah Bantaeng ini cocok untuk budi daya pertanian tanaman panga,
apalagi setelah dibangun cekdam sebagai antisipasi banjir di musim hujan serta
cadangan irigasi ke daerah pertanian terdekat di Bantaeng.
Zona III
meliputi Hutan, Pertanian dataran tinggi dan Agrowisata
Daerah pegunungan atau dataran tinggi, kawasan ini
difungsikan sebagai daerah konservasi air dan perlindungan lingkungan. Oleh
karena itu, daerah dataran tinggi dikembangkan menjadi hutan desa seperti yang
ada di Kecamatan Tompobulu serta Agrowisata di Kecamatan Uluere. Objek wisata
agro di kabupaten Bantaeng menjadi salah satu wisata unggulan, sekalligus
bagian dari upaya pelestarian lingkungan dan hutan daerah ini, sehingga objek
wisata di Kabupaten Bantaeng tergolong cukup lengkap, baik di dataran tinggi
berhawa sejuk sampai daerah pesisir pantai.
Pola pembangunan yang dikembangkan di Kabupaten
Bantaeng sudah menggunakan pendekatan integralistik, berkelanjutan sekaligus
melestarikan lingkungan dan alam.
Untuk informasi selengkapnya, silahkan download file pada link Download 1 untuk Bahasa Indonesia dan Download 2 untuk Bahasa Inggris.
Website
Official Website
01Documents
Butuh Bantuan?
Memiliki pertanyaan mengenai terkait detail Investasi di Kabupaten Bantaeng ?
Hubungi Kami